Kita, Kehilangan?

“Sabar ya, turut berduka atas hilangnya laptopmu, aku turut sedih atas kehilanganmu”. Sederet kalimat tersebut muncul di layar smartphoneku. Aku membatin “Oh laptop si A hilang, Innalillahi”. Aku mengcopypaste kan kalimat turut berduka teman di paling bawah halaman percakapan saking malasnya. Tiba-tiba, terbesit sebuah pertanyaan.


Lha, memang manusia pernah punya apa? Kenapa manusia merasakan kehilangan? Kuadukan kebingunanku pada rona malam.


Mereka bilang “Sabar ya atas kehilanganmu, Allah tahu yang terbaik.”

Kehilangan apa? Kita itu manusia. Semua yang kita punya adalah titipan dari Allah. Harta, benda, orang-orang yang kita sayangi, bahkan dirimu sendiri adalah titipan Allah. Milik Allah. Manusia tidak punya apa-apa. Lantas, perasaan apa yang disebut dengan kehilangan?

Alhamdulillah, malam memberiku sedikit jawaban.

Perasaan kehilangan muncul ketika sesuatu yang kita cintai mendadak tiada. Padahal, sejatinya semua hal duniawi pasti lenyap. Kecintaan berlebih terhadap sesuatu yang fanalah yang menciptakan kesedihan, yang membuat kehilangan itu terasa begitu dahsyat. Ingin kubentak diriku ini..

Diri yang terlalu asik dengan kampus.
Diri yang terlalu terlena dengan game.
Diri yang terlalu terbuai dengan harta.
Diri yang terlalu nyaman dengan orang-orang disekitarnya.
Diri yang terlalu cinta dengan dunia.

Sadarlah, itu tipu daya. Dunia itu tipu daya!

Niscaya kelak, ketika nikmat-nikmat semu itu dicabut. Perasaan kehilangan dan sedih itu akan bersemayam di dalam lubuk hatimu. Sinergis dengan tingkat kecintaanmu pada semua itu. Padahal, satu-satunya kehilangan yang layak ditangisi adalah kehilangan ruh yang selalu berupaya untuk taat di jalanNya.

YaAllah, maafkan hamba. Seharusnya aku sadar, bahwa manusia diciptakan dengan keadaan tiada memiliki apa-apa. Hanya dibekali dengan jiwa yang sudah disumpah untuk selalu patuh kepadaMu.. 

Terimakasih, malam.

Langkah Inspirasi, @narenstar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...